hiruk pikuk tukang bangunan, segelas teh hangat menemani
aku rindu, berdiri di tengah bukit itu
rindu menghancurkan keraguan dan kepenatan yang dalam
detak bunyi jam dinding, masih juga tak mengusik
aku lelah, sungguh entah kenapa masih saja bertahan
keributan di ruang sebelah, masih juga persiapan pindah belum tuntas
kenapa harus ada akhir dan tutup, setiap bulan
menbuat para cinderella pulang larut setiap malam
kutak katik angka yang menambah berisik
menambah kebodohan dalam otak hanya bisa mengkalkulasi
aku rindu kehangatan jiwa dahulu, udara segar dingin membeku
kilauan sinar di atas bukit, merah hijau biru ungu
aku rindu ..
 
 
