terpejam mata mengingat masa lalu
sendu wajah gadis lugu 
berjuang mempertahankan hidup
melangkah maju tak kenal redup
hati terdiam melirik
tetap bertahan walau terhimpit
bayangmu yang berkilau waktu dulu
menambah dalam rasa luka di kalbu
meniti hari demi hari 
menjadi pendengar semua hati
walau kadang ingin menjerit pedih
bosan dan lelah dengan semua perih
saat ini berani katakan ungkapkan semua
terlambat tiada guna tapi biarkan semua terkuak
kala angan tiada tergapai biarkan saja
luapkan berjuta rasa muak
sekelebat kembali bayang bayang lalu menyapa
hanya untuk memberikan senyuman getir pada jiwa
satu persatu menyapa menyisakan hampir sedikit asa
kala terpejam selalu bayang itu ada dan tak kan pernah sirna
Total Tayangan Halaman
Kamis, 30 Juni 2011
Selasa, 28 Juni 2011
Catatan delapan tahun si fee
Terasa begitu cepat waktu berlalu, secepat kilat menyapu, sehebat pesawat terbang memburu
Tetap melekat erat bayang kala itu, langkah-langkah kecil tertatih karena rok panjang sempit di kaki
Melangkah menyusuri jalan itu berdua bapak, setelah menaiki sepeda ontel kakek-kakek tua
Menyiapkan diri dengan komat kamit doa dan berkali-kali menggedor hati untuk percaya diri
Masih ingat senyum sapa manismu mbak Sanny, bergairah semangat kerja pagi
Suasana ramah kala itu, meringankan degup jantung dengan tetap komat kamit dzikir di bibir
Tas tas tas tuntas dan lugas semua lancar terjawab meluncur turun ke mulut dari otak di kepala
Kharisma pimpinan pertamaku yang menjadi teladan di hari nanti kelak
Bermilyar detik menghabisi, menggerogoti sisa waktu yang ku miliki
Senang, susah, sendu, sedih, lapar, kenyang, sakit, sehat, manis, pait sudah semua di icip
Belajar dari kesalahan, kecerobohan masa lalu, mengasah diri menggapai mimpi
Satu karenamu Tuhan, aku masih mampu terus berdiri
Menghilangkan sepi, menunaikan tugas mengabdi untuk diri dan semua kanan kiri
Mutasi, promosi, demosi hanya bagian dari strategi penjiwaan
Kesigapan, kepandaian menyikapi, percayalah bahwa itu bagian terbaik dari sebagian takdir Tuhan
Terpatri dalam hati terimakasih atas anugerah yang begitu agung dan besar
Seluruh diriku untuk orang-orang yang kusayang
Bersama waktu yang terus melaju berjuang memperbaiki masa depan
Tetap melekat erat bayang kala itu, langkah-langkah kecil tertatih karena rok panjang sempit di kaki
Melangkah menyusuri jalan itu berdua bapak, setelah menaiki sepeda ontel kakek-kakek tua
Menyiapkan diri dengan komat kamit doa dan berkali-kali menggedor hati untuk percaya diri
Masih ingat senyum sapa manismu mbak Sanny, bergairah semangat kerja pagi
Suasana ramah kala itu, meringankan degup jantung dengan tetap komat kamit dzikir di bibir
Tas tas tas tuntas dan lugas semua lancar terjawab meluncur turun ke mulut dari otak di kepala
Kharisma pimpinan pertamaku yang menjadi teladan di hari nanti kelak
Bermilyar detik menghabisi, menggerogoti sisa waktu yang ku miliki
Senang, susah, sendu, sedih, lapar, kenyang, sakit, sehat, manis, pait sudah semua di icip
Belajar dari kesalahan, kecerobohan masa lalu, mengasah diri menggapai mimpi
Satu karenamu Tuhan, aku masih mampu terus berdiri
Menghilangkan sepi, menunaikan tugas mengabdi untuk diri dan semua kanan kiri
Mutasi, promosi, demosi hanya bagian dari strategi penjiwaan
Kesigapan, kepandaian menyikapi, percayalah bahwa itu bagian terbaik dari sebagian takdir Tuhan
Terpatri dalam hati terimakasih atas anugerah yang begitu agung dan besar
Seluruh diriku untuk orang-orang yang kusayang
Bersama waktu yang terus melaju berjuang memperbaiki masa depan
Senin, 27 Juni 2011
Satu dia, suatu hari nanti
Menanti dia yang kupuja sepanjang masa, sampai dunia luluh lantak tak berupa lagi
Satu dia bersama untuk selamanya, sampai akhir tak kan pernah berpisah lagi
Suatu hari di surga nanti terus bersamanya, karena kan kupinta Tuhan berikan dia untukku
Tidak untuk bidadari lain yang jelita dan tak kan mau digantikan dengan bidadara surga yang lebih rupawan
Cukup satu dia ada di sisi dan di dalam jantung hatiku
Entah kapan dia datang, tapi aku yakin suatu hari nanti pasti
Berharap besar aku masih punya cukup waktu bersamanya di dunia ini
Kala waktu sering kutanyakan akankah dia datang ketika ku mati nanti
Tidak perlu menghampiri dalam mimpi, cukup kala ku mati dia ada di sisi
Bersedih, berdoa dan bersabar atas kepergianku
Berharap pada Tuhan dipertemukan dengan satu dia, suatu hari nanti
Satu dia bersama untuk selamanya, sampai akhir tak kan pernah berpisah lagi
Suatu hari di surga nanti terus bersamanya, karena kan kupinta Tuhan berikan dia untukku
Tidak untuk bidadari lain yang jelita dan tak kan mau digantikan dengan bidadara surga yang lebih rupawan
Cukup satu dia ada di sisi dan di dalam jantung hatiku
Entah kapan dia datang, tapi aku yakin suatu hari nanti pasti
Berharap besar aku masih punya cukup waktu bersamanya di dunia ini
Kala waktu sering kutanyakan akankah dia datang ketika ku mati nanti
Tidak perlu menghampiri dalam mimpi, cukup kala ku mati dia ada di sisi
Bersedih, berdoa dan bersabar atas kepergianku
Berharap pada Tuhan dipertemukan dengan satu dia, suatu hari nanti
Masih saja
Masih saja kerap melintas menyinggahi lamunan
Masih saja belum hilang berbayang gurauan
Masih saja sesak, luka dalam
Masih saja .. kapan hilang ..
Belum iklash ketika masih saja terasa
Masih saja terbayang buaian lembut alunan
Masih saja, kenapa tidak pergi kelaut lepas
Di terjang badai hebat hingga masih saja itu lenyap
Masih saja belum hilang berbayang gurauan
Masih saja sesak, luka dalam
Masih saja .. kapan hilang ..
Belum iklash ketika masih saja terasa
Masih saja terbayang buaian lembut alunan
Masih saja, kenapa tidak pergi kelaut lepas
Di terjang badai hebat hingga masih saja itu lenyap
Rabu, 08 Juni 2011
Merekah menyambut mimpi
Sambut pagi merekah menyambut mimpi
Lupakan senja gulita kabut menerjang hati
Sungguh dunia penuh akan misteri
Kau harus berlari terus mencari kunci
Semesta bukan hanya untuk di raba
Mencipta, berkarya menjadi sempurna
Bukan di mataku, matamu tapi mata Nya
Semua puji dan puja akan indah dunia
Semangat senantiasa mengitari
Bak bunga merekah menyambut mentari
Lupakan senja gulita kabut menerjang hati
Sungguh dunia penuh akan misteri
Kau harus berlari terus mencari kunci
Semesta bukan hanya untuk di raba
Mencipta, berkarya menjadi sempurna
Bukan di mataku, matamu tapi mata Nya
Semua puji dan puja akan indah dunia
Semangat senantiasa mengitari
Bak bunga merekah menyambut mentari
Jumat, 03 Juni 2011
Mawar indah berduri
Mawar indah warna warni
Banyak duri mengelilingi cantiknya
Putih, merah, kuning, pinky semua di taman hati
Makin saja membuatku tergila-gila
Layaknya wanita suci berhijab hati sanubari
Menjaga pandangan dan aurat
Aku suka, takjub akan pesonanya
Bunda sejati menjadi tauladan sampai kelak hari nanti
Merekah bagai sang dewi, cantik
Menaburkan aroma surgawi, harum tiada henti
Berpagar duri berpegang kitab suci
Pribadi luar biasa murni
Petikkan satu untukku
Salah, tidak, takkan sanggup tanganmu meraihnya
Benihkan tidak satu tapi seribu
Mimpi kelak wanita di dunia seperti itu
Banyak duri mengelilingi cantiknya
Putih, merah, kuning, pinky semua di taman hati
Makin saja membuatku tergila-gila
Layaknya wanita suci berhijab hati sanubari
Menjaga pandangan dan aurat
Aku suka, takjub akan pesonanya
Bunda sejati menjadi tauladan sampai kelak hari nanti
Merekah bagai sang dewi, cantik
Menaburkan aroma surgawi, harum tiada henti
Berpagar duri berpegang kitab suci
Pribadi luar biasa murni
Petikkan satu untukku
Salah, tidak, takkan sanggup tanganmu meraihnya
Benihkan tidak satu tapi seribu
Mimpi kelak wanita di dunia seperti itu
Dusta
Jangan pernah ada dusta
Karena dusta itu seperti narkoba
Dusta satu diikuti dusta lainnya
Dusta membara di neraka
Kau bilang tidak dusta, melainkan hanya karena
Entah yang mana, terserah saja
Hanya kamu dan Tuhan yang tau
Apa itu dusta atau sejujurnya
Jangan pernah sembunyi, berbohong pada hati nurani
Biar saja ku simpan semua sendiri
Bukan juga dusta putih, karena dusta itu tak mengenal warna
Hanya satu pintaku lekas pergi lenyapkan aku dari sini
Karena dusta itu seperti narkoba
Dusta satu diikuti dusta lainnya
Dusta membara di neraka
Kau bilang tidak dusta, melainkan hanya karena
Entah yang mana, terserah saja
Hanya kamu dan Tuhan yang tau
Apa itu dusta atau sejujurnya
Jangan pernah sembunyi, berbohong pada hati nurani
Biar saja ku simpan semua sendiri
Bukan juga dusta putih, karena dusta itu tak mengenal warna
Hanya satu pintaku lekas pergi lenyapkan aku dari sini
Langganan:
Komentar (Atom)

 
 


