Terasa begitu cepat waktu berlalu, secepat kilat menyapu, sehebat pesawat terbang memburu
Tetap melekat erat bayang kala itu, langkah-langkah kecil tertatih karena rok panjang sempit di kaki
Melangkah menyusuri jalan itu berdua bapak, setelah menaiki sepeda ontel kakek-kakek tua
Menyiapkan diri dengan komat kamit doa dan berkali-kali menggedor hati untuk percaya diri
Masih ingat senyum sapa manismu mbak Sanny, bergairah semangat kerja pagi
Suasana ramah kala itu, meringankan degup jantung dengan tetap komat kamit dzikir di bibir
Tas tas tas tuntas dan lugas semua lancar terjawab meluncur turun ke mulut dari otak di kepala
Kharisma pimpinan pertamaku yang menjadi teladan di hari nanti kelak
Bermilyar detik menghabisi, menggerogoti sisa waktu yang ku miliki
Senang, susah, sendu, sedih, lapar, kenyang, sakit, sehat, manis, pait sudah semua di icip
Belajar dari kesalahan, kecerobohan masa lalu, mengasah diri menggapai mimpi
Satu karenamu Tuhan, aku masih mampu terus berdiri
Menghilangkan sepi, menunaikan tugas mengabdi untuk diri dan semua kanan kiri
Mutasi, promosi, demosi hanya bagian dari strategi penjiwaan
Kesigapan, kepandaian menyikapi, percayalah bahwa itu bagian terbaik dari sebagian takdir Tuhan
Terpatri dalam hati terimakasih atas anugerah yang begitu agung dan besar
Seluruh diriku untuk orang-orang yang kusayang
Bersama waktu yang terus melaju berjuang memperbaiki masa depan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar